desa
tempatku
Saya tinggal di desa bilaporah tepatnya di bilaporah barat kecamatan socah kabupaten bangkalan. Saya tinggal dirumah yang sederhana bersama ibu,1 saudara perempuan dan keponakan laki-laki saya yang masih berumur 4 tahun. Saya tinggal tidak jauh dari pasar, yaitu pasar klobungan sehingga untuk membeli segala kebutuhan sangat mudah kami peroleh. Menurut saya, desa bilaporah merupakan salah satu desa yang besar dan luas yang ada di kabupaten bangkalan. Desa bilaporah di kepalai oleh bapak H. MUN’IM yang masih ada hubungan/kerabat dengan keluargaku.
Jalan di bilaporah merupakan akses untuk menuju ke berbagai rumah warga dan
menuju ke desa jaddih. Kita juga bisa melewati jalan tersebut menuju burneh
namun dengan perjalanan yang cukup menyita waktu. Jalan raya bilaporah sangat
ramai dilalui oleh beberapa kendaraan yang lalu lalang lewat dijalan itu
seperti mobil, sepeda motor, truk, becak, delaman begitu juga bus dapat lewat
dijalan tersebut. Begitu juga kendaraan yang lain.
Namun, jalan
tersebut sering rusak dan sering juga diperbaiki dan kadang telat dalam
pengerjaannya. Jalan tersebut sering rusak karena selalu dilewati oleh
mobil-mobil besar seperti truk yang mengangkut batu yang berasal dari bukit
jaddih menuju ke kota. sehingga sering rusak dan membuat orang-orang disekitar
jalan sedikit pening dengan bunyi mesin truk yang setiap waktu lewat dijalan
tersebut
Selain menyebabkan jalan rusak, dengan lewatnya truk-truk terutama disiang
hari menimbulkan debu-debu berterbangan sehingga akan mengganggu pengendara
lain dengan asapnyamaupun rumah-rumahyang dipinggir jalan tersebut akan
menyebabkan gangguan sistem pernafasan. Bilaporah juga terkenal akan salaknya
yang besar-besar dan rasanya yang manis. Karena didesa bilaporah mayoritas
penduduknya menanam pohon salak di pekarangan rumah mereka atau di kebunnya.
Sehingga mereka dapat menghasilkan uang dengan menjual salak kepada konsumen.
Bilaporah bukan desa yang ketinggalan zaman, karena disana juga ada tempat
akses internet sehingga para remaja atau masyarakat yang lain dapat mencari
informasi melalui internet, bisa facebook-an, twitter-an, chatting-an, dll.
Namun sayang, para remaja disana banyak juga yang putus sekolah ada juga yang
melanjutkan pendidikannya, ada juga yang ada dipondok pesantren tapi akhirnya
berhenti juga karena mereka (terutama remaja putri) dijodohkan oleh orang
tuanya. Saya sangat bersyukur sekali dapat menimba ilmu samapi saat ini. Kalau
tidak, saya tidak tahu dech nasibku seperti apa. Apalagi tidak bisa mengerjakan
tugas membuat blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar